Evi Butuh Uang

cewek-igo-butuh

Malam itu aku duduk disebuah restoran kecil di sudut utara kota P ini dimana aku sedang berada bersama motorku. Aku sedang mengetik kisah perjalananku ketika HPku berbunyi.

“Halo, Mas Wawan, sudah ditempat?” tanya suara pria diseberang sana.
“Sudah. Kamu segera kesini saja. Aku dimeja no 3.” Jawabku cara bermain sbobet
Tak seberapa lama, datanglah seorang pemuda keren usia sekitar 25 tahunan mendekati mejaku.
“Mas Wawan? Kenalin, Dawin.” Kata pemuda itu mengulurkan tangannya.
Segera aku berdiri sambil menyambut tangannya.
“kau punya nomornya?” tanyaku, setelah kami berdua duduk dan ia memesan sebotol minuman ringan.
Ia tidak menjawab, namun tersenyum lalu mengeluarkan flashdisk dari saku kemejanya. Segera kubuka, dan di folder “Evi” aku menemukannya. Sebuah foto wanita cantik berjilbab cekak dengan tubuh montok terbalut kemeja ketat tersenyum padaku.
“ini ceweknya?” tanyaku pada Dawin.
Dia mengangguk-angguk sambil tersenyum nakal. panduan sbobet resmi
Dawin adalah kenalan yang kutemui di forum dimana petualang dan hunter sepertiku berkumpul didunia maya. Dia adalah seorang mahasiswa tua sebuah universitas islam di kota Y. Dia mengatakan padaku bahwa dia tahu seorang gadis cantik dan berjilbab mahasiswi kampusnya yang sedang membutuhkan uang untuk membayar kuliahnya.
Dari Dawin aku tahu bahwa gadis ini punya kehidupan yang glamor sehingga sering menggunakan uang kiriman ortunya di kampung untuk bersenang-senang, sehingga akhirnya punya tunggakan uang SPP yang besar.
“Hallo,” katakku membuka pembicaraan di telepon
“Hallo… siapa ini?” terdengar jawaban dengan suara yang lirih merdu di seberang sana.
“Ini Evi?” tanyaku.
“Benar. ini siapa yah?”
“Mmm… kenalin, ini Wawan…”
“Mmm.. tau nomor saya dari siapa yah?”
“Dari temen Evi.”
“Denger-denger Evi butuh uang yah?”
Terdengar suara Evi berubah bergairah dan bersemangat.
“Iya! Kok tahu? Ni siapa sih?”
“Ini temen… gini fi… aku ada nih, sedikit uang buat kamu pake dulu… tapi aku juga mau minta bantuanmu nih…” kataku memulai menyerang.
“Mmm.. bantuan apa? Boleh deh…” kata gadis cantik itu.
“Aku pingin kenalan sama Evi… gimana kalo besok sabtu siang kuajak Evi ke sebuah tempat wisata? mau yah? Lagi butuh temen ngobrol nih…”
Agak lama tidak terdengar jawaban dari Evi. Aku sempat khawatir, jangan-jangan dia nggak mau dan langsung mutusin hubungan. “Hallo?” kataku ngetes.
“Iya deh… tapi cuman ngobrol kan?” katanya terdengar khawatir.
“Iya…” jawabku sekenanya.
Nanti kalo sudah kena rayuan mautku dia tak akan bisa berkata takut-takut seperti ini, pikirku.
“Ok.. ketemu di depan gerbang kampusmu yah, besok sabtu siang…” kataku menutup telepon prediksi bola
_____
Sabtu siang pukul 11, matahari bersinar cerah, secerah harapanku akan seorang gadis alim berjilbab yang akan kuperawani. Si Dawin juga tidak minta apa-apa kecuali dia bilang kalau juga ingin ikut menikmati si Evi. Aku sih tidak Masalah, aku justru semakin bergairah jika menikmati seorang gadis cantik montok berjilbab seperti Evi bersama beberapa rekan.
Mobil BMW sewaanku berhenti didepan gerbang kampus Evi, tepat didepannya. Aku keluar mobil, lalu melihat sekeliling. Baru sebentar, aku sudah menemukannya. Gadis cantik itu berjalan mendekat ke mobil. Semakin dekat dan melihatnya langsung, aku baru mengerti kenapa Dawin bilang dia dapat nilai 11 jika harus memberi nilai 1-10.
Tubuh tinggi semampai sekal dengan balutan kemeja batik ketat dengan lengan sambungan hitam ketat. Rok jeans yang ia pakai juga ketat, menampakkan samar kaki yang sekal. Senyum di wajahnya yang putih bersih semakin menawan dengan lesung pipit di pipinya. Jilbab hitam yang ia kenakan dililitkan ke lehernya membuatnya semakin senawan. Segera aku mengulurkan tangan, bersalaman dengan tangannya yang halus. Evi tersenyum.
“Mas Wawan yah? Kenalin, Evi.” Katanya. agen bola terpercaya
“Kita mau kemana sih?”
“Jalan-jalan aja…ngobrol-ngobrol. Mau yah. Masih butuh uangnya khan?” tanyaku.
Evi pun mengangguk.
Akhirnya dia berhasil kuajak Masuk kedalam mobil dan segera kubawa ke villa yang sudah kusiapkan. Selama perjalanan, aku bercakap-cakap dengannya untuk mendalami dirinya dan mengetahui kelemahannya. Setelah beberapa lama bercakap, aku yang sangat pandai dalam merayu dan mendekati cewek akhirnya dapat mengorek bahwa ternyata Evi sudah pernah merasakan orgasme, namun belum sampai ngeseks.
Selama ini dia cuman dioral oleh mantan pacarnya yang sudah tiga bulan putus. Tentu saja dia menceritakannya dengan malu-malu, dan dengan sedikit paksaan menggunakan ancaman uang yang jadi kartu as ku.
Bahkan dalam perjalanan aku sudah bisa mulai merangsangnya, meremas-remas paha sekalnya dari luar roknya sampai mengelus-elus vaginanya dari luar roknya. Evi yang berbaju ketat itu hanya bisa menggigit bibir menahan birahi yang menerpanya. Ia tak berani menolak karena takut aku tidak meminjamkan uang yang ia butuhkan. Akhirnya menjelang sampai di villa dia hanya mendesah dan merintih karena kurangsang.
1 jam kemudian sampailah kami di vila yang kusewa, ternyata Dawin belum kelihatan. Tempatnya cukup terpencil dan jauh dari keramaian, hanya hamparan hutan dan padang rumput di sekelilingnya, tidak ada tetangga atau vila lain dalam radius ratusan meter.
Vila tersebut sangat besar dengan 5 kamar tidur dan kolam renang yang besar, bangunan untuk pengurus vila terletak jauh di belakang yang dihubungkan jalan setapak melewati taman. Tentu saja aku sudah memesan agar tidak diganggu.
Kemudian segera kutarik Evi ke teras depan dimana aku duduk sambil menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan. Langsung saja dia kutarik duduk di pangkuanku. Tanpa ada perlawanan yang berarti, kupeluk tubuh sekal Evi dan ku cium pipi mulusnya di kursi teras depan diselingi angin sepoi daerah pegunungan yang dingin.
“Jangan maas..” kata Evi sedikit berontak. bandar bola terbaik

“Gak apa-apa… nikmati aja… katanya mau pinjem uang…” kataku sambil terus mempererat pelukanku dan terus menciumi pipinya.
Dia hanya diam. Evi yang bertubuh sekal mulus itu Masih terus berontak, namun seperti hanya agar tidak kehilangan harga dirinya. Aku tahu dari desahan nafasnya yang menderu dan gerakan tubuhnya yang seakan menikmati gesekannya dengan tubuhku, sesungguhnya Evi terangsang hebat.
Tanpa menunggu lama, tanganku segera menjelajah ke tubuhnya yang menantang, buah dada adalah sasaran pertamaku, Masih terasa kenyal dan padat seperti yang kurasakan beberapa waktu yang lalu. Kuremas dengan penuh nafsu pada kedua bukit di dadanya dari luar kemeja ketatnya secara bergantian, sementara tanganku satunya membuka satu persatu kancing bajunya.
Sekali terbuka langsung kulepaskan baju ketatnya dan melemparkannnya ke lantai teras, dan tampaklah buah dadanya yang putih mulus dengan berbalut bra satin biru tua, sungguh kontras dengan kulitnya yang putih mulus, menambah sexy tubuhnya. Lengan sambungan hitam ketat juga semakin menambah gairahku.
Ciumanku mulai mendarat di pangkal lehernya yang tidak tertutup jilbab, tanganku tidak pernah lepas dari dada Evi. Evi yang bertubuh sekal itu hanya menggelinjang dan mendesah ketika lidahku menjelajahi lehernya, terus turun hingga bahu dan berputar di sekitar dada.
Dinginnya udara pegunungan tidak dapat mengusir panasnya birahi kami berdua. Terlarut akan gairah, Evi menjambak rambutku ketika putingnya kukeluarkan dari bra-nya dan kupermainkan dengan lidahku, sambil tanganku membuka retsleting roknya, dan mulai menyelinap di baliknya, menjelajah di sekitar pangkal pahanya yang Masih tertutup celana dalam halus. Terasa lembab dan basah di antara pahanya.
“Sshh.. agh..!” desahnya di dekat telingaku semakin membuat gairahku memuncak.
Akhirnya dengan sekali sentil di kaitan bra, maka terlepaslah bra dari tempat semestinya. Kini terpampang tepat di wajahku kedua belahan buah dada yang putih montok milik Evi dengan puting yang kemerahan, sungguh indah dan menantang untuk diremas dan dikulum. Maka segera kudaratkan bibirku di antara kedua bukit itu dan kembali lidahku menjelajahi kulit mulus itu terus mendaki ke puncak bukit.
agen casino terbesar Kuputar-putar jilatanku di sekitar putingnya sebentar, lalu kukulum putingnya dan kusedot dengan gigitan-gigitan ringan nan nakal. Evi makin menggelinjang, pantatnya mulai digoyang-goyangkan di pangkuanku, sehingga menekan dan menggesek-gesek kemaluanku yang sudah menegang.
Tangan kiriku sudah Masuk di balik celana dalamnya yang basah. Mulanya satu jari Masuk ke liang vaginanya, kemudian dengan dua jari kukocok vaginanya sambil kusedot kedua putingnya secara bergantian.
“Aaghh.. yess.. yaa.. truss.. sshh..!” desah Evi yang sudah terpapar birahi itu makin kencang tidak perduli dengan suasana sekitar, bahwa kami Masih di teras villa.
Goyangan pantatnya makin kencang seirama kocokan jariku di vaginanya. Kemudian kutarik dia berdiri, dan dengan sekali hentakan roknya kuperosotkan ke bawah, hingga tinggal celana dalam yang Masih menempel. Kini Evi yang cantik itu semakin seksi dan menggairahkan, hanya menggunakan jilbab hitam, sambungan lengan hitam dan kaus kaki putih.
Aku yang sudah tidak tahan langsung menekan pundaknya agar jongkok di depanku, lalu tergesa-gesa kulepas kaosku. Kubuka retsleting celanaku dan kukeluarkan alat kebanggaanku dari sarangnya. Evi memejamkan matanya dan menggeleng-geleng. Aku tahu, Evi baru sekali ini melihat penis laki-laki secara langsung.
Segera kurayu sambil kutepuk-tepukkan penisku ke wajah dan pipinya yang halus, lalu kugesek-gesekkan ke bibirnya mungilnya. Terasa bibir indahnya bergetar menyentuh ujung kejantananku yang menegang.
Ujung kejantananku sudah basah, pelan-pelan lidah Evi keluar dan mulai menari-nari di lubangnya. Kuambil satu tangannya lalu kutuntun mengocok batang penisku. Kepala kejantananku sudah berada dalam kuluman mulut manisnya, sementara tangannya kutuntun menjelajah ke bawah ke kantong bolaku. Aku begitu terangsang dan kelojotan kenikmatan dibuatnya.
Kupegang kepalanya dan kugoyangkan pinggulku sehingga aku dapat mengocok mulutnya dengan kejantananku. Meskipun Evi tidak dapat mengakomodasi semua kejantananku yang 17 cm panjang dan 4 cm diameter, tapi Evi cukup memberi rangsangan dengan menggoyang-goyangkan kepala saat kukocok mulutnya. Evi seperti kewalahan menghadapi kocokanku di mulutnya.
Kuangkat tubuhnya, kutarik celana dalamnya ke bawah hingga terlepas lalu kutelentangkan di meja teras tubuh telanjangnya. Baru kali ini aku dapat melihat dengan jelas tubuh telanjang Evi, begitu putih mulus dan padat berisi. sungguh beruntung aku dapat ikut menikmati tubuh indah dan seksinya.
Aku jongkok di antara pahanya, kucium aroma khas dari vaginanya yang sudah basah, kembali kuMasukkan jariku ke liang vaginanya sambil kujilati klitorisnya yang merah mudah dan dikelilingi rambut halus tipis di sekelilingnya.
Evi mengerang dan menggerak-gerakkan pinggulnya seakan memaksaku untuk meMasukkan lebih dalam lidahku ke vaginanya. Jilatan lidahku langsung menelusuri bibir vaginanya hingga akhirnya mengganti kocokan jari tangan dengan kocokan dan jilatan lidah di vagina basahnya. Evi kembali mendesah atau lebih tepatnya teriak histeris dalam gelombang kenikmatan.
Tidak mau ‘menyiksa’-nya lebih lanjut, maka aku berlutut dan mengatur posisiku di antara kakinya yang kurentangkan. Aku tahu, lubang vagina perawan Evi terlalu sempit untuk ukuran kejantananku.

Dengan perlahan kuusap-usapkan kepala kejantananku di bibir vaginanya. Aku tidak mau terlalu bernafsu untuk segera meMasukkan ke dalam, karena itu akan membuat Evi kesakitan.
Setelah kurasakan cukup, perlahan kudorong kejantananku Masuk sedikit demi sedikit sambil menikmati expresi di wajah cantik Evi ketika menerima kejantananku di vaginanya yang sempit. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya yang mungil dan tangannya meremas pinggiran meja.
Aku menghentikan sesaat doronganku untuk memberi Evi kesempatan bernapas, kemudian kulanjutkan untuk membenamkan sisa dari batang kejantananku di vagina Evi. Terasa ada yang robek, bersamaan dengan jerit kesakitan Evi.
Aku berhasil memerawani Evi. Setelah semua Masuk, kudiamkan sejenak untuk membiarkan Evi terbiasa dengan penisku, juga menikmati expresi wajah Evi yang berubah memerah karena mulai bisa menikmatinya.
“Sshh.., pelan maass..!” katanya pelan bercampur desahan.
Perlahan kutarik kejantananku keluar dan meMasukkan lagi dengan pelan, semakin lama semakin cepat hingga aku dapat mulai melakukan kocokan-kocokan ke vaginanya.
“aduuh…auww.. maass.. auuhh.. yahh…mmhh.. enaakk.. pelaannh…! jerit sakit Evi itu pelan-pelan berubah menjadi desah nikmat.
Tangan Evi sekarang meremas kedua buah dadanya sendiri yang dari tadi bergoyang-goyang mengikuti goyangan atas kocokanku. Dipilinnya sendiri kedua putingnya sambil tetap mendesah dan mengerang dalam kenikmatan birahi. Kunaikkan kedua kakinya ke pundakku, sesekali kujilat dan kukulum jari-jari kakinya sambil mengocok vaginanya, Evi makin menggelinjang.
“Ougghh.. maass.. aaku..”
Belum sempat Evi menyelesaikan desahannya, kulihat tubuhnya menegang dan kurasakan denyutan dan remasan dari dinding vaginanya. Kemudian tubuhnya terkulai lemas di atas meja teras, aku Masih belum menyelesaikan hasratku, bahkan belum separuhnya terpenuhi.
“Udah maass, istirahat dulu, aku capek banget, lemes nih..!” katanya memelas padaku.
Tidak kuperdulikan permintaannya, kocokanku makin kutingkatkan frekuensinya. Evi melotot padaku, tapi jadi tambah cantik dan lebih menggairahkan.
Kemudian kutelungkupkan tubuhnya di atas meja dan kakinya berlutut di lantai, aku Masih ingin menikmati anal sex padanya. Kuusapkan kejantananku yang basah di analnya, tapi Evi menolak, akhirnya aku mengalah dan membimbing kejantananku ke vaginanya. Maka tanpa menunggu lagi, kusodokkan kejantananku dengan keras ke vaginanya.
“Aauugghh.. yess..!” Evi menjerit kaget, tapi terus berlanjut dengan kenikmatan.
Kupegangi pantatnya dan kutarik maju mundur seirama dengan kocokanku. Dengan posisi seperti doggie style, penetrasi kejantananku di vaginanya dapat masuk ke dalam dan kurasakan kepala kejantananku menyentuh seperti rahimnya.
Kocokanku semakin lama semakin keras menghantam dinding vaginanya, kuputar-putar pantatku untuk memberikan gairah erotik pada Evi. Kedua tangan Evi kupegang dan kutarik ke belakang, kini Evi bergantung pada tangannya yang kupegangi.
Tidak lama kemudian kepalanya digoyang-goyangkan pertanda dia kembali mengalami orgasme hebat, tapi tetap aku tidak mau menghentikan kocokanku. Aku kembali duduk di kursi, Evi kutarik ke pangkuanku. Perlahan Evi menurunkan pantatnya sehingga kejantananku melesak mulus masuk ke vaginanya.
Kini giliran Evi yang kubiarkan memegang kendali. Evi mulai menggoyang goyangkan pantatnya, sehingga kejantananku terasa dipelintir di dalam vagina. Kusedot dan kupermainkan puting buah dadanya yang bergoyang-goyang di depan wajahku.
Evi kembali mengimbangi permainan ini dengan posisi seperti itu dia bebas berkreasi, baik bergoyang maupun turun naik, ganti aku yang dibuat kelojotan olehnya. Dari expresi wajahnya aku yakin dia sudah orgasme untuk kesekian kali dengan posisi seperti ini. Evi sungguh menikmati posisi seperti ini.
Aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatan ketika tiba-tiba kudengar bunyi klakson mobil dari luar pagar, tentu saja mengganggu kenikmatan dan konsentrasi kami berdua.
“Sialan..!” gumamku karena puncak yang sudah hampir terengkuh buyar begitu saja.
_____

Malam itu, aku sedang santai di ruang tengah villa ketika Evi selesai mandi dan masuk ke ruangan itu. Segera kuhampiri gadis berjilbab itu. Baju yang tadi kembali ia kenakan, kembali membuatku terangsang ingin menelanjanginya.
Tanganku meremas pantatnya, kembali kurasakan kalau Evi sudah tidak memakai celana dalam di balik rok panjangnya, yang memang tadi sudah kuperintahkan begitu.
Kembali aku mencium Evi , Dawin yang sudah tak tahan mendatangi Evi dari belakang, dengan kasar disibakkannya roknya ke atas hingga tampak pantat Evi yang telanjang.
Dawin mengeluarkan kejantanannya tanpa membuka celana dan bajunya, hanya membuka resluiting celana. Dia mengusap-usapkan kejantanannya di pantat Evi yang kemudian mencondongkan tubuh dan mengangkat kaki kanannya hingga memudahkan Dawin untuk memasukinya dari belakang dengan tanpa melepas ciumannya dariku.
Evi sedikit tersentak dan mendongak ke atas pertanda Dawin sudah berhasil membenamkan kejantanannya ke vaginanya. Sambil tetap memeluk tubuhku, Evi menerima kocokan Dawin dari belakang.
Sementara Dawin memegang pinggulnya untuk lebih menghunjamkan kejantanannya lebih dalam di vagina. Evi mulai mendesah kenikmatan di telingaku saat menerima kocokan ganas dari Dawin. Sodokan dan hentakan Dawin dapat kurasakan dari pelukan Evi .
“Yeah.. uugghh.. yess..!” desah Evi makin keras di telingaku.
Segera kubuka retsleting celanaku, dan kutuntun tangannya untuk mulai mengocok kejantananku yang sudah sangat tegang.
Aku mengimbangi dengan remasan-remasan di dadanya dan ciuman serta jilatan di wajahnya. kocokan tangannya semakin keras sekeras sodokan Dawin padanya. Setelah berhenti sebentar, segera kulepas baju dan roknya, Dawin juga mengikuti melepas baju dan celananya hingga telanjang.
Kini kami semua sudah telanjang bulat, kecuali Evi yang Mashi memakai jilbab dan kaus kaki yang membuat aku dan Dawins emakin bernafsu. Dan permainan diteruskan, kami main bertiga.
Evi membungkukkan badannya, kini kepalanya sejajar dengan kejantananku dan siap mengulumnya, ketika Dawin makin mempercepat tempo permainannya.
Kami bergeser ke meja, Evi telentang di atas meja dan Dawin mengambil posisi di antara kakinya, aku mendekatkan kejantananku ke mulutnya yang segera disambutnya dengan kuluman ganas.
Dengan sekali sodok ke vagina, melesakklah kejantanan Dawin kembali ke vagina Evi , dan langsung memompa dengan cepat. Tangannya meremas-remas kedua buah dada Evi sambil memilin putingnya dengan ringan.
“Uugghh.. eemmpphh.. eerrhh..!” desahan Evi yang tertahan keluar di sela kulumannya.
Ketika aku hampir memuncak, Dawin menarik kejantanannya dan menggeser ke posisiku untuk bertukar tempat, segera kami berganti posisi. Seperti halnya Dawin, dengan sekali sodokan keras kulesakkan kejantananku ke vagina Evi .

“Aauugg.. saakitt..! Pelaan..!” teriak Evi sambil melepas kulumannya pada kejantanan Dawin.
Tapi tidak lama kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan mengikuti irama kocokanku yang semakin cepat dan keras.
Tidak lama kemudian Dawin menyemprotkan spermanya di mulut Evi , Evi yang sudah benar-benar dikuasai birahi terlihat menikmati aroma rasa sperma dan menjilati sisa di kejantanan Dawin hingga bersih.
Tidak lama kemudian kocokanku makin keras dan tidak beraturan, dan menyemprotlah spermaku di vagina Evi bersamaan dengan dia mengalami orgasme. Aku segera menarik keluar dan menyodorkan ke mulutnya, kembali dia menjilati sisa sperma yang ada di kejantananku hingga bersih.
Akhirnya malam itu aku dan Dawin terus menggilir mahasiswi berjilbab itu sampai pagi. Dia sempat pingsan kelelahan namun kubangunkan dengan menanam penisku dalam-dalam ke vaginanya. Pagi itu kami bertiga kembali ke kota dengan perasaan gembira. Terlihat Evi sangat kelelahan melayani dua pejantan semalam suntuk

 

Berdasarkan pengalaman dari seorang pendengar Cerita Sex OnlineBerita HotBerita Sex

Tentang solusibet

Agen Bola Terpercaya, Agen Casino Terbesar, Agen Sabung Ayam, Agen Poker Online dan Agen Togel Terbesar.
Pos ini dipublikasikan di agen bola terpercaya, agen casino terbesar, agen poker online, agen poker terbesar, agen resmi sbobet, agen sabung ayam, bandar bola terbaik dan tag , , , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

2 Balasan ke Evi Butuh Uang

  1. Ping balik: Walk In Interview Tak Terlupakan – solusibet

  2. Ping balik: Terangsang Pijatan Terapis – solusibet

Tinggalkan komentar